Adverbia-kelas kata dalam bahasa jawa

  1. Batasan dan Ciri Adverbia
  • Batasan Adverbia

Secara tradisional adverbia di definisikan sebagai kata yang berfungsi memberi keterangan bagaimana suatu tindakan yang dinyatakan oleh verba dilakukan. Dalam perkembanganya pengertian tersebut meluas menjadi kata yang berfungsi memberi keterangan pada unsur tertentu di dalam suatu komstruksi yaitu unsur kata,frasa, atau klosa. Di dalam klausa atau kalimat,adverbia memberi keterangan pada subyek,predikat,obyek,pelengkap, keterangan, atau keseluruhan klausa atau kalimat.

Contoh :

  1. Pada verba : “Ibu lagi masak kalian simbah”
  2. Pada adjektifa : “Bocah iku rada pinter
  3. Pada nomina : “Bocah cilik kae mung gawa krupuk siji”
  4. Pada proniomina : “Mung aku sing ora bisa nembang”
  5. Pada numeraliya : “Korban kecelakane akeh banget”
  6. Pada fras : “Bapak SBY tindhak ing Korea mung karo Ibu Ani”

Adverbia kalimat berfungsi memberi keterangan kalimat secara keseluruhan. Karena cakupan yang di beri keterangan ialah keseluruhan kalimat,adverbia keterangan harus dapar berdistrribusi pada awal,tengah,dan akhir kalimat. Adverbia itu di antaranya terlihat pada kata berikut ini:

  1. “Saben dina sakorane kudu ngumbe banyu putih wolu gelas”
  2. “Bocah cilik kae kudune wis bisa mlaku”
  3. “Luwih apik kowe mara dhewe”

 

  • Bentuk Adverbia

Dari segi bentuknya adverbia di bagi menjadi 2 bagian yaitu adverbia monomorfemis dan adverbia polimorfemis. Pembagian tersebut bergantung pada pembagian jumlah morfem pembentuknya.

  1. Adverbia Monomorfemis

Adverbia monomorfemis adalah adverbia yang berupa sebuah morfem,baik morfem asdal maupun morfem unik yang merupakan bentuk asli dari sebuah adverbia. Adverbia monomorfemis yang berupa morfem asal memberi keterangan pada verba,adjektifa,nomina,atau adverbia yang lain.

Contoh:

  1. Adverbia verbal:
  2. Arep nyapu”
  3. Isih ijo”
  4. “majune ijen”
  5. Adverbia adjektifa:
  6. “Abang banget
  7. “Sawahe luwih amba”
  8. “Hana paling ayu”
  9. Adverbia nomina:
  10. “Mangane mung roti”
  11. “Rambute Ani tuma thok
  12. “Ibune dhewe
  13. Adverbia adverbial:
  14. Arang banget”
  15. Lagi arep mangkat”
  16. Uwis arep mambu”

     Adverbia monomorfemis juga di sebut sebagai morfem unik yang meliputi jegang “duduk dengan kaki di angkat sebelah”, mbranang “sangat merah”, tuntheng “hitam legam” morfem terserbut di golongkan sebagai morfem unik karena hanya dapat di kolokasika dengan kata jagong,abang,ireng dan akan menjadi seperti “jagong jegang”, “abang mbranang”, “ireng tuntheng”.

Contoh:

  1. “Bocah wedok kuwi ora pareng jagong jegang
  2. “Nalika Rahmat lagi maju pidato raine abang mbranang merga isin”
  3. “Pancine ireng tuntheng mergane gosong”

Selain contoh di atas,masih banyak contoh-contoh lain dalam bahasa jawa antara lain:

  1. Ijo royo royo
  2. Putih semeblak
  3. Asin metis
  4. Panas gencret
  5. Ajur mumur
  6. Mati pet
  7. Lunga klepat
  8. Adhem njekut
  1. Adverbia Polimorfemis

     Adverbia polimorfemis adalah adverbia yang terdiri atas lebih dari satu morfem karena di bentuk dari proses morfemis. Adverbia polimorfemis di bagi menjadi lima yaitu:

  1. Adverbia Berafiks:

           Adverbia polimorfemis berafiks adalah adverbia yang tergabung dari du amorfem atau lebih karena proses afiksasi. Adverbia berafiks di bagi menjadi empat,yaitu:

  1. Adverbia Deverbal

Adverbia deverbal adalah adverbia polimorfemis yang diturunkan dari bentuk dasar verba dengan proses afiksasi tertentu. Contoh:

  1. “Ani lagi nyapu” ( sapu + N)
  2. “Anita garap tugas sarampungei” ( rampung + sa-/-e)
  3. “Aku mangkat kuliah dewekan” (dewek + -an)
  1. Adverbia Deadjektival

Adverbia deadjektival adalah adverbia polimorfemis yang di turunkan dari bentuk dasar adjektifa dengan proses afiksasi tertentu. Contoh :

  1. “Olehe ngimbu pelem ketuwan” ( tua + ke-/-an)
  2. “Adhine seneng mangan garingan” ( garing + -an)
  3. “Awake dhewe isa mangan sawarege” (wareg + sa-/-an)
  1. Adverbia Denominal

Adverbia denominbal adalah adverbia polimorfemis yang di turunkan dari nomina,termasuk numeralia,dengan proses afiksasi tertentu. Contoh:

  1. “Saben mangkat sekolah Adi nyepedha seka umahe tekan sekolahe” (sepedha + N-)
  2. “Aku di paringi arta bapak nyepuluh ewu karo adhiku” ( sepuluh ewu + N-)
  3. “Saben bocah nampa pelem ngloro” ( loro + N-)
  1. Adverbia Deadverbial

Adverbia deadverbal adalah adverbia polimorfemis yang di turunkan dari bentuk dasar adverbia dengan proses afiksasi tertentu. Contoh :

  1. “Evi mangkat kuliah dhewekan” ( dhewek + -an)
  2. Biasane aku turu karo fitri” ( biasa + -e)
  3. Sadurunge sekolah aku kudu sarapan” ( durung + sa-/-e)

Di luar contoh yang telah di sebutkan di atas,terdapat adverbia berafiks yang brsifat khas. Kekhasan tersebut berhubungan dengan (1) pemakaianya yang terbatas pada ragam lisan, (2) distribusinya yang selalu ada di akhir kalimat,dan (3) bentuk afiksnya yang selalu berupa akhiran –an.

  1. Adverbia Berunsur mak atau pating

           Adverbia polimorfemis berunsur mak ‘penanda perbuatan atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba’ atau pating ‘penada perbuatan atau peristiwa yang bersifat jamak’ adalah adverbia polim orfemis yang terbangun dari dua morfem yaitu morfem mak atau morfem pating dengan sebuah morfem pangkal. Contoh:

  1. “Dumadakan lampune murup mak byar
  2. “Aku ngasi kaget mak gragap
  3. “Wong-wong sing padaha weruh ngasi pating jerit
  4. “Kanca-kanca nonton film padha pating mlongo
  1. Adverbia Bentuk Ulang

           Adverbia bentuk ulang adverbia yang dibentuk dan pengulangan bentuk dasar. Adverbia bentuk ulang di bagi menjadi dua,yaitu:

  1. Adverbia ulang penuh:

Adverbia bentuk ulang penuh adalah adverbia yang bentuk dari pengulangan seluruh bentuk dasar. Contoh:

  1. “Saiki Ani karo Ana mangkat sekolah dhewe-dhewe
  2. Sedhela-sedhela adhiku celuk-celuk bapak wae”
  3. “Amin di kandani bola-bali nanging tetep ngeyel”
  4. Adverbia Ulang Parsial

Adverbia ulang parsial dibentuk dari pengulangan sebagian bentuk polimorfemis. Pengulangan ini di bagi menjadi empat macam yaitu,bentuk dasar primer,pengulangan konsonan awal bentuk dasar polimorfemis,pengulangan suku akhir bentuk dasar,pengulangan parsial penuh. Contoh :

  1. Bentuk dasar primer:
  2. “Bocah kae tiba nganti keplarak-plarak”
  3. “Anggone cerita ora ana entek-enteke
  4. “Aku kesusu-susu mangkat sekolah merga wis ketelat”
  1. Bentuk dasar parsial (dwipurwa)
  2. “Aku karo Rista wis kekancan wiwit TK”
  3. “Aku lan kanca sak rombel bebarengan nonton wayang”
  4. “Adhiku ndepipis nang pojhokan”

 

 

  1. Adverbia Bentuk Gabung

                        Adverbia bentuk gabung terdiri atas dua adverbia yang berupa morfem asal. Contoh:

  1. Babar pisan orana ana sopan santune”
  2. Kadhang kala wong kae ora genah karepe”
  3. Sedhela engkas mesti bakal rampung”
  1. Adverbia Bentuk Kombinasi

                             Adverbia bentuk kombinasi adalah adverbia polimorfemis yang terbentuk karena adanya penerapan dua proses morfemis pada suatu bentuk dasar. Bentuk dasar kombinasi di bedakan menjadi dua yaitu adverbia ulang penuh+afiks dan adverbia ulang parsial+afiks.

  1. Adverbia ulang penuh+afiks :

“ Pak Candra lan Pak Bambang lungguh adhep-adhepan

“Kangmasku lan adhiku turu ungkur-ungkuran

  1. Adverbia ulang parsial+afiks:

“Bubar sarapan adhiku gegancangan mangkat sekolah”